seni dekorasi kesultanan usmani
Seni dekorasi
Lukisan karya Abdulcelil Levni, awal abad ke-18
Penerangan Utsmaniyah mencakup seni lukis non-figur atau seni dekorasi gambar di buku atau lembar muraqqa atau album, berbeda dengan gambar figur miniatur Utsmaniyah. Penerangan, miniatur (taswir), kaligrafi (hat), kaligrafi Islam, penjilidan buku (cilt), dan pemarbelan kertas (ebru) adalah bagian dari seni buku Utsmaniyah. Di Kesultanan Utsmaniyah, manuskrip terang dan berilustrasi dibuat atas perintah sultan atau pejabat pemerintahan. Di Istana Topkapi, manuskrip-manuskrip tersebut dibuat oleh para seniman yang bekerja di Nakkashane, pusat seniman miniatur dan penerangan. Buku-buku keagamaan dan non-keagamaan dapat diterangi. Lembaran album levha terdiri dari kaligrafi terang (hat) tughra, teks keagamaan, petikan syair atau peribahasa, dan gambar dekorasi.
Seni pemintalan karpet sangat berkembang di Kesultanan Utsmaniyah. Karpet memiliki nilai tinggi baik sebagai perlengkapan dekorasi yang kaya akan simbolisme agama dan lainnya maupun sebagai pertimbangan praktis, karena penduduk harus melepas sepatu sebelum memasuki rumah.[150] Pemintalan karpet berawal dari budaya nomaden Asia Tengah (karpet adalah bentuk perlengkapan yang mudah dibawa), lalu menyebar ke masyarakat Anatolia yang sudah menetap. Bangsa Turk memakai karpet, permadani, dan kilim tidak hanya untuk alas ruangan, tetapi juga gantungan di dinding dan lorong agar berfungsi sebagai insulasi tambahan. Karpet juga sering disumbangkan ke masjid dan karena itu masjid umumnya punya banyak koleksi karpet.[151]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar